This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 12 April 2011

Kisah Suami Sejati: 3 Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suami

Kemaren, Senin 11 April 2011, tanpa sengaja ane membuka sebuah tautan pada sebuah situs/blog seorang ustad. Nah, ane mendapat sebuah kisah seorang suami yang inspiratif dan memotivasi. penasaran khan kisahnya seperti apa. Simak ya.!!!

Perkawinan itu telah berjalan empat tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak ada peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.

Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.

Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.

Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.”

Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.

Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan menelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.

Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.

Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.

Lima tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata: ”betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.

Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.

Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”.

Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal.

Mendengar keterangan tersebut, psikologis sang istri drop dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”.

Sang istri pun bedrest di rumah sakit.

Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”.

“Haah, pergi?” kata sang istri.

“Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat” kata sang suami.

Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.

Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apaan dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.

Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.

Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak lain melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.

Dan subhanallah …

Setelah Sembilan bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.

Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.

Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.

Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf kepada suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.

Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulan sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.

————————-

Note: Diterjemahkan secara apa adanya dari kisah yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya.

Senin, 11 April 2011

Gadis Berjilbab Biru (part 1)

Lirih angin berhembus, membelai pagi. Dingin merasuk ke sum-sum tulang. Kesejukanpun terasa. Cakrawala pagi yang mempesona, dibalut dengan lukisan awan yang indah, dipadukan dengan nyanyian merdu sang burung kecil. Oh indahnya alam pagi ini. Lafaz kesyukuran menghiasi hari-hari anak manusia, pesona ketakjuban atas nikmat Tuhan pemilik semesta alam. Tak terkecuali dengan pemuda ini. Khalid namanya. Aktivitas pagi yang rutin dilakukannya, mengolah sirkulasi udara dalam dirinya dan alam pagi. Sejuk dan damai, itu yang dirasakannya. Tak henti-hentinya ia berlafaz syukur atas semua ini, sebagai sebuah penghambaan kepada Sang Maharaja.

Khalid adalah mahasiswa semester 6 jurusan Teknik Sipil di Universitas Baturaja yang terletak di kabupaten OKU provinsi Sumatera Selatan. Penampilannya yang bersahaja, apa adanya dengan wajah orientalnya yang kekuninglangsatan. Keramahan terpancar dari senyumnya yang mempesona. Kecerdasan terlihat dari cara bicaranya. Siapa yang tak kenal Khalid. Mahasiswa berprestasi dalam akademisi, yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan, dan penuh dengan kemandirian.

Nama lengkapnya adalah Khalidi Pramualam. Teman-temannya sering memanggilnya Khalid, sebagian ada yang memanggilnya Alam. Ia bukanlah terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Walaupun seperti itu ia tak pernah merasa kekurangan. Bahkan terus merasa cukup atas nikmat yang diberikan-Nya. Ayahnya hanya seorang Pegawai Negeri kecil di sebuah instansi pemerintah, sedangkan Ibunya hanya menjaga toko manisan di rumah. Topan Candramukti dan Bunga Violetta adalah adik-adik kesayangannya. Topan masih duduk di kelas 2 SMA, sedangkan Bunga di kelas 2 SMP.

Siang hari, di Mushola Kampus.
"Assalammualaikum, bro" Sapa Ramadhan.
"Waalaikumsalam. Apa kabar teman?" Balas Khalid.
"Alhamdulilah. Seperti yang awak liat nie. Saye sihat-sihat saje. Betul betul betul." Jawab Ramadhan dengan logat melayu ala Upin dan Ipin.
"Iye ke? Hmm. Baguslah. Tak susahlah saye belikan awak makanan yang sedap, kalo awak sihat. wkkkkkkkkk." Bales Khalid dengan candaannya yang khas.
"Ah, ente ni Khalid. Bisa-bisanya siang ni bikin perutku berguncang hebat dengan leluconmu itu." Timbal Ramadhan sambil tertawa.
"Ada kuliah ente ya?" Tanya Khalid.
"Ga ada, bro."
"Enaknya ngapaain nih kita?"
"Hmmm, apa ya. Gimana kalo kita sowan sama anak-anak BEMU? Ane liat tadi di base camp lagi pada ngumpul semua." Tawar Ramadhan.
"Okay. Siapa takut!"
"Siiip dah!"

Berujar salam dengan penghuni Mushola, mereka beranjak menuju kediaman BEMU. Khalid dan Ramadhan ini adalah pengurus dari BEM Universitas. Beda dengan Khalid, Ramadhan kuliah jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Ramadhan bilang ia memimpikan jadi guru bahasa Inggris sejak SMP. Itulah kenapa ia mengambil jurusan yang paling langka diminati mahasiswa laki-laki.
3 tahun yang lalu mereka bertemu tanpa sengaja. Pada saat mau mengurus administrasi mereka bertabrakan. Eeee. ga taunya Tabarakan membawa persahabatan.. Akhirnya, hingga tingkat 33 di UNBARA mereka tetap selalu bersama. Orang bilang mereka adalah Soulmate.

Mereka sempat naksir sama cewek yang sama. Namanya Zahratul Jannah. Kata mereka, Zahra ini sangat cantik sekali. Ia mengambil jurusan Ekonomi Manajemen. Mereka sangat suka ketika Zahra memakai jilbab biru. Ada pesona yang luar biasa. Awalnya, mereka berdua ingin menyatakan cinta kepada Zahra. Niat itu batal, lantaran Zahra aktif dalam sebuah Lembaga Keagamaan di Kampus. Lembaga Dakwah Kampus Ukhuwah namanya. Mereka terus memantau Zahra. Berharap ada ruang untuk mengungkapkan rasa cinta mereka. Akhirnya, keduanyapun ikut bergabung di LDK. Awalnya mereka ingin mendekati Zahra.

Itu 2 tahun yang lalu, saat si Khalid dan Ramadhan masih belum memahami agama dengan mendalam .Tetapi, setelah mengikuti kajian-kajian yang diadakan LDK, membuat mereka menghilangkan niat tersebut. Konsep hubungan antara Laki-laki dan perempuan mereka pahami betul, bahwa Zahra bukan mahramnya mereka. Alhasil, mereka tetap menjaga masing-masing. Persoalan Zahra urusan Allah, kata mereka. Allah sudah menggariskan jodoh untuk zahra dan mereka di Lauhl mahfz. Mereka tak memikirkan hal itu lagi.

Memasuki kediaman BEMU, mereka berujar salam.
"Assalammualaikum." Sapa mereka serentak.
"Waalaikumsalam." Jawab semua yang ada di dalam ruangan.
"Apa agenda hari ini, teman?" Tanya Ramadhan.
"Kita hanya diskusi terkait rencana Pelatihan Kepemimpinan bulan depan." Jawab Kevin.

Kevin ini adalah Menteri urusan dalam negeri. Orangnya kritis, penuh analisis, dan sedikit humoris juga.

"Bukankah itu sudah dibahas minggu lalu sama Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia? Ia kan Ramadhan?" Tanya Khalid memastikan. Khalid ini Menteri Kemahasiswaan, sedangkan Ramdhan adalah Menteri Pengembangan Sumber daya Manusia.
"Iya, bro. Hal ini udah dibahas waktu rapat departemen kemaren." Jawab Ramadhan.
"Maksud kita diskusi tentang hal ini hanya untuk mengoptimalkan saja apa-apa yang telah direncanakan. Begitu." Tambah Yongki, Menteri urusan Luar negeri.
"O macam tu ye.. heheheheh... maaf maaf... Terus gimana?" Ujar Khalid.
"Begini teman..."

Akhirnya, diskusipun berlangsung dengan baik. Saling mengemukakan pendapat, ada yang pro dan ada yang kontra. Namun, tetap menjalin persatuan.

Sehabis dari BEMU, Ramadhan dan Khalid berpisah. Ramadhan langsung pulang ke rumah, sedangkan Khalid mau ke Mushola. Ada bukunya yang tertinggal, kata Khalid kepada Ramadhan. Tiba di Mushola, mencari keberadaan bukunya. Akhirnya ketemu juga, batinnya. Tanpa disadarinya, sepasang mata memperhatikannya sejak ia datang. Upps, Khalid merasa ada yang mengawasinya. Ia pun menoleh ke belakang. Yah, ternyata itu si Zahra.. Allah, batin Khalid.

Apa yang terjadi selanjutnya??????




Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More