Selasa, 22 Februari 2011

JERITAN HATI RAKYAT KECIL ; ANTARA KESEJAHTERAAN DAN PEMBANGUNAN

Perekonomian rakyat kecil semakin hari kian lumpuh semenjak pemindahan pedagang kaki lima kePasar Batu Kuning. Keuntungan yang mereka dapatkan kian merosot tajam. Menurun mencapai 10x kali lipat. Andai keuntungan seorang pedagang buah pada waktu berjualan dipasar induk RP.100.000,- maka saat berjualan diPasar Batu Kuning hanya Rp10.000,- itu disebabkan Pasar Batu Kuning yang sepi pembeli . Belum lagi dagangan yang mereka jual hanya dapat bertahan selama berapa hari setelah itu busuk. Bisa-bisa meraka kehilangan mata pencarian yang menjadi sumber utama untuk mengisi perut dan terancam kehilangan modal.

Berbagai cara dilakukan pedagang kaki lima untuk meningkatan pendapat mereka dan menekan kerugian yang diderita. Mereka tetap nekad menggelar dagangan secara sembunyi-sembunyi di pasar Induk. Sat Pol PP pun tak tinggal diam terjun kejalan bertindak tegas mengusir mereka. Terkadang ada yang tetap bertahan mempertahankan dagangan mereka. Meski tak jarang berakhir tragis. Pemindahan secara paksa dilakukan. Perjuangan rakyat kecil untuk mendapatkan sesuap nasi penuh isak tangis.

Urusan perut adalah suatu hal yang tidak bisa dikompromi karena menyangkut kelangsungan hidup. Bila tidak terpenuhi maka akan menjadi masalah besar yang mungkin akan berakibat fatal. Bila ini tidak ditangani secara serius oleh pemerintah maka banyak hal-hal yang tidak dingginkan bisa terjadi seperti rakyat bisa menjadi beringas dan terjadi sebuah pemberontakan dan akan semakin banyak orang yang terlantar dan menjadi pengemis. Para penganggurpun semakin hari akan semakin bertambah dan anak-anak yang putus sekolah.

Banyak hal yang menjadi kendala masyarakat kota untuk datang Kepasar Batu Kuning. Pertama karena masalah waktu. Mereka akan merasa lebih cepat dan efisien mencari kebutahan diPasar Induk mudah jangkauannya dan harganya sama saja. Selain itu transportasi yang didapatkan lebih lancar dan mudah sekali aksesnya.

Pemerintah harus bertindak lebih singgap lagi dan bertindak cepat untuk mengatsi maslah ini. Kalau memang Pasar Batu Kuning mau diaktifkan maka pemerintah harus mempunyai sebuah program yang bisa membuat pedagang kaki lima itu aman dan merasa nyaman. Pemerintah bukan hanya memikirkan bagaimana ketertiban dan keindahan kota saja tapi pemerintah harus juga memikirkan nasib rakyat. bagaimana caranya agar pasar itu menjadi ramai pengujung dan kerugian masyarakat bisa ditanggulangi.

Mungkin ada berapa cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan penghasilan pedagang dan meramaikan pasar batu kuning yaitu yang pertama mengaktifkan fungsi terminal itu sendiri sebagai tempat berhenti mobil. Jangan sampai masih ada mobil-mobil yang terlihat masih mengetem di Pasar Atas, Pasar Baru dan di Suska mencari penumpang. Selain itu aktifkan loket-loket yang telah tersedia penumpang yang ingin berangkat keluar dari sumsel misalanya keLampung dan sebagainya harus membeli tiket disitu.

Yang keduanya yaitu pemerintah harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan mengadakan sebuah bazar, sembako murah, baju murah, acara jalan santai bareng dilanjutkan dengan berbelanja kepasar batu kuning yang diadakan secara berkala atau acara- acara tertentu yang dapat menarik minat masyarakat untuk datang kesitu sehingga pasar menjadi ramai oleh pengujung.

Ketiga yaitu Jadikan Pasar Batu Kuning menjadi tempat berinterkasinya para penjual saat pagi hari. Sehingga dagangan yang dijual diPasarBatu Kuning bisa lebih murah dari Pasar Induk. Orang-orang suka belanja pagi hari untuk jualan sayur keliling, rumah makan dan sebagainya akan beralih ke Batu Kuning.

Yang keempat yaitu Pasar Batu Kuning dibuat menjadi pasar oleh-oleh makan khas kota Baturaja. Apalagi tempatnya sangat startegi sekali karena tempat pemberhentian mobil dan orang mau mudik. Selain itu untuk keindahan tiap ruasnya ditata dengan rapi. Tempat loasnya buah-buahan, loas sayuran, loas sadang dan pangan dan tersedia sebuah tempat khusus yang menjual makanan khas Baturaja itu sendiri seperti peyek, kelanting dan sebagainya.

Author : Rosella Asy-syams

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More