Selasa, 21 April 2009

Peran Mahasiswa Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Negara merupakan suatu wadah organisasi yang timbul dari kehendak elemen-elemen yang berdiam pada suatu wilayah tertentu. Elemen-elemen yang ada di dalam suatu negara salah satunya adalah bangsa. Bangsa merupakan sekelompok orang yang merasa senasib, karena memiliki kesamaan keturunan, adat, bahasa dan sejarah serta memiliki tujuan bersama dalam pemerintahan sendiri.
Perjuangan suatu bangsa tidak terlepas dari unsur-unsur yang ada di dalamnya. Ketika suatu bangsa menginginkan terbentuknya suatu negara berbagai macam peran yang dilakoni oleh unsur-unsur bangsa. Sebut saja masyarakat, uniknya perangkat di dalamnya yang tergabung dalam kelompok kaum muda (baca : pemuda) dan kaum tua begitu bersemangat untuk memperjuangkan nasib bangsanya. Kalaupun kita menengok ke masa lalu, bagaimana peran pemuda begitu penting dalam perjuangan bangsa Indonesia yang kita cintai ini.
Sebut saja mahasiswa yang merupakan sosok pemuda yang memiliki banyak potensi. Suatu elemen masyarakat yang unik, dengan jumlah yang tidak banyak. Namun sejarah mencatat bahwa dinamika bangsa ini tak terlepas dari campur tangan (baca : peran) mahasiswa. Walaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun ada yang tidak berubah dalam diri mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme.
Semangat-semangat yang berkobar dan terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari untuk melakukan perubahan-perubahan atas suatu kondisi atau keadaan yang tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Mahasiswa tahu, ia akan senantiasa melakukan yang terbaik untuk masyarakat, bangsa, dan negaranya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme.
Sejarah terus mencatat, perjuangan mahasiswa dalam memerangi ketidakadilan. Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari mahasiswa dan dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin bangsa. Kalaupun kita menengok ke belakang bagaimana sejarah telah mencatat prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh pergerakan mahasiswa. Soekarno, Presiden pertama RI yang merupakan tokoh pergerakan mahasiswa pada zamanya telah menorehkan prestasi untuk memproklamasikan kemerdekaan RI.
Berkaca lagi dari sejarah, ketika pemerintahan Bung Karno labil karena situasi politik yang memanas pada tahun 1966. Lahirlah Pergerakan mahasiswa yang kita ketahui sebagai Angkatan 66. Mereka tampil ke depan memberikan semangat bagi pelaksanaan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) yang kemudian melahirkan orde baru. Demikian pula, ketika masa transisi orde baru yang dinilai merebaknya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan orde baru. Berbagai macam Gerakan Mahasiswa, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, dan berbagai macam aliansi gerakan mahasiswa lainnya bersatu padu meyerukan untuk melengserkan Rezim orde baru, yang akhirnya melahirkan Jaman Reformasi.
Begitulah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya untuk mememerangi ketidakadilan. Walaupun terkadang mahasiswa selalu disebut sebagai temperamen jalanan, yang selalu menyerukan aspirasi melalui demonstrasi. Namun demikian, perjuangan mahasiswa belumlah berakhir. Masih banyak tugas mahasiswa yang senantiasa untuk menyelamatkan bangsa ini. Apalagi bangsa Indonesia sekarang yang sedang mengalami ’virus pemilu’ yang semestinya merangsang kepekaan mahasiswa untuk menyerukan kebenaran dan keadilan kepada masyarakat. Ini menunjukkan bahwa ada siklus yang tidak dapat dipisahkan antara negara, bangsa, dan masyarakat (baca : mahasiswa). Kesemuanya saling berhubungan satu sama lain.
Uniknya, virus pemilu yang baru diselenggarakan pada 9 April 2009 tersebut memberikan efek yang sangat besar bagi bangsa ini. Bagaimana tidak pra-pemilu telah terjadi kisruh tentang DPT (Daftar Pemilih Tetap). Ada yang ganda, tidak terdaftar, dan yang lebih parah lagi orang yang sudah meninggal termasuk di daftar. Disaat pemilu berlangsung masih banyak masyarakat yang tidak melaksanakan hak pilihnya dengan baik. Yang terjadi adalah masyarakat yang menggunakan hak pilihnya hanya 60 %-an, 4o %-nya Golput (Lembaga Survei). Setelah pelaksanaan pemilu, berbagai partai politik menyatakan ketidakpuasan atas pemilu tahun ini. Ada yang melakukan koalisi membentuk barisan sakit hati.
Hal-hal tersebut merangsang kepekaan mahasiswa untuk memberikan suatu yang terbaik untuk bangsa ini. Ini menuntut kembali potensinya sebagai mahasiswa. Dikarenakan bahwa arah pemilu legislatif 9 april kemarin adalah pemilu presiden bulan mei mendatang. Itulah hakikat yang sebenarnya. Mahasiswa sebagai agent of change (agen peubah) mampu memberikan perubahan terhadap keadaan suatu bangsa. Mahasiswa mampu melengserkan pemimpin bangsa yang tirani. Ia pun mampu mengubah peradaban bangsa ini dengan idealisme.
Sebagai agent of social control, mahasiswa mampu memberikan solusi yang ampuh untuk mengatasi siapa yang bakalan cocok menjadi pemimpin bangsa ini ke depan. Mahasiswa yang memiliki idealisme, daya analisis dan kritis dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang karakteristik seorang pemimpin bangsa yang baik.
Sebagai iron stock, mahasiswa merupakan generasi masa depan yang nantinya akan menggantikan para sesepuhya dalam pemerintahan. Mahasiswa bisa menjadi pemimpin di negara ini. Coba lihat, banyak aktivis mahasiswa yang terjun ke dunia perpolitikan. Menjadi anggota legislatif. Dengan seperti itu, ia mampu menyalurkan inspirasi dan aspirasinya. Sebut saja Hidayat Nurwahid (Ketua MPR RI), Akbar Tanjung (Mantan Ketua DPR), Amien Rais (Mantan Ketua MPR RI, Mustafa Kamal (Anggota DPR RI, Mahfuz Sidiq (Anggota DPR RI), Fahri Hamzah (Anggota DPR RI), Rama Pratama (Anggota DPR RI) dan masih banyak aktivis mahasiswa lainnya.
Akbar Tanjung, beliau merupakan fungsionaris Himpunan Mahasiswa Islam. Mustafa Kamal yang kerap aktif di masjid kampus UI (baca : LDK sekarang). Amien Rais yang aktif pada Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah, dan beliaupun dikenal sebagai ikon reformasi pada 20 Mei 1998. Fahri Hamzah yang dikenal sebagai Ketua umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Pusat yang pertama, yang terpilih pada Forum Aktivis Dakwah Kampus se- Indonesia di Universitas Muhamadiyah Malang pada 29 Maret 1998, yang dikenal dengan Deklarasi Malang. Dan itu merupakan cikal bakal terjadinya reformasi 1998. Rama Pratama yang merupakan Presiden Mahasiswa Universitas Indonesia.
Betapa peran mahasiswa bagi bangsa sangatlah besar. Dalam rangka pembentukan karakter bangsa, ia akan menunjukkan dan mengaktualisasikan potensi-potensinya yang luar biasa. Banyak aktivis Mahasiswa berani turun ikut dalam kancah perpolitikan, itu menunjukkan bahwa mereka dapat mengaplikasikan idealisme dan semangatnya untuk senantiasa menegakkan keadilan dan kebenaran pada bangsa ini.
Sebagai bagian dari bangsa ini, mahasiswa akan terus memberikan yang terbaik sebagai wujud idealismenya. Bukankah itu semua merupakan kewajiban bagi setiap insani bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya adalah mahasiswa. Pembentukan karakter bangsa Indonesia akan terwujud ketika mahasiswa mampu mengaplikasikan dan mengaktualisasikan semua potensi yang dia memiliki dengan tepat dan benar. Sebagai wujud dari kecintaan terhadap negara yang dicintai ini. Identitas bangsa Indonesia yang katanya adalah budaya timur, yang kerap kali kental dengan nilai-nilai Ketuhanan (baca : Agamis) terkembalikan tanpa ada campur tangan dari pihak imperialisme.
Untuk itu mahasiswa harus memiliki yang namanya nilai-nilai Rabbani (Ketuhanan). Dalam artian mereka akan senantiasa menjunjung tinggi norma ketuhanan dibandingkan yang lain. Karena tidak ada kekuatan yang lebih besar dari kekuatan Tuhan. Coba kita renungkan kembali bagaimana Sirah Nabawaiyah dan Sahabat (Kisah Nabi dan sahabat) mewujudkan yang namanya Khilafah Islamiyah. Semuanya bermula ketika mereka berlandaskan bahwa apa yang mereka lakukan hanya untuk menggapai nilai-nilai Ketuhanan, Ridha-Nya Allah SWT. Dan itu terbukti Kepemipinan Islam sungguh luar biasa pada saat itu.
Begitupun perjuangan bangsa Indonesia ini dalam meraih kemerdekaan, tak terlepas dari peran serta pemuda yang senantiasa menggapai kemenangan di mata Allah SWT. Bung Tomo yang selalu meneriakkan Takbir ketika menyemangati para pejuang. Bukankah dalam Pembukaan UUD 1945 pada Alinea ke 2 dimaktubkan kata-kata ” Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa...”, ini seakan membuktikan bahwa ada peran agama dalam perjuangan bangsa ini. Luar biasa betapa nilai-nilai Ketuhanan sangat berperan penting dalam perjuangan suatu bangsa. Dan nilai-nilai ini yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa.
Semangat, idealisme, nilai-nilai Ketuhanan dan semua potensi yang ada dalam diri mahasiswa akan terus melekat dan terpatri. Selama mahasiswa tersebut berada di dalam jalur kebenaran dan untuk menegakkan keadilan di bumi pertiwi ini. Dan tidak mustahil bangsa ini akan menjadi yang terdepan dan terbaik dibandingkan bangsa lain. Ingatlah kata-kata bung Karno,” Beri aku 1000 pemuda maka akan aku taklukkan dunia ”. Dan semua potensi yang ada pada pemuda dimiliki oleh mahasiswa.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More