Selasa, 14 April 2009

MEMAHAMI ASSYAHADATAIN

Muqadimah
Syahadat merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, yang akan menentukan perjalanan kehidupannya. Dengan syahadat, orientasi duniawi (baca;materiil) akan berubah menjadi orientasi ukhrawi yang secara langsung atau tidak dapat merubah tujuan dan perjalanan hidup seseorang. Dan dengan syahadat ini pulalah, Rasulullah SAW mengubah kondisi masyarakat Arab, dari kehidupan yang jahili menuju kehidupan yang Islami.
Syahadat membawa perubahan mendasar dalam jiwa setiap insan. Syahadat merubah kondisi masyarakat dari akarnya yang paling bawah; yaitu dari sisi relung hatinya yang paling dalam. Ketika hati telah berubah, maka segala gerak gerik, tingkah laku, pola pikir, kejiwaan dan segala tindak tanduk akan berubah pula. Namun tentulah untuk dapat mewujudkan perubahan seperti itu, harus terlebih dahulu memahami hakekat yang terkandung dalam kalimat yang membawa perubahan itu. Para sahabat, yang mereka semua sebagian besar orang Arab, sangat memahami makna yang terkandung dalam kalimat tersebut. Sehingga ketika mereka mengucapkannya, merekapun mengetahui dan memahami konsekwensi yang bakal mereka terima dari ucapannya. Oleh karena itulah, tidak sedikit kasus adanya penolakan dari mereka untuk mengucapkan kalimat tersebut. Bahkan diantara mereka ada yang mengatakan akan dapat mengatakan sepuluh kalimat, asalkan bukan kalimat yang satu itu.

URGENSI SYAHADATAIN
Dari sinilah, kita dapat memetik urgensi (baca ; ahamiyah) dari syahadat. Dan terdapat beberapa urgensi syahadat penting lainnya. Diantaranya adalah:
1. Syahadat merupakan pintu gerbang masuk ke dalam Islam.
Karena pada hakekatnya, syahadat merupakan pemisah seseorang dari kekafiran menuju Iman. Artinya dengan sekedar mengucapkan syahadat, seseorang telah dapat dikatakan sebagai seorang muslim. Demikian pula sebaliknya, tanpa mengucapkan syahadat, seseorang belum dapat dikatakan sebagai seorang muslim, kendatipun baiknya orang tersebut. Dalam syahadat seseorang akan mengakui bahwa hanya Allah lah satu-satunya Dzat yang mengatur segala sesuatu yang ada di jagad raya, termasuk mengatur segala aspek kehidupan manusia dengan mengutus seorang rasul yang ditugaskan untuk membimbing umat manusia, yaitu nabi Muhammad SAW.

2. Syahadat merupakan intisari dari ajaran Islam.
Karena syahadat mencakup dua hal: Pertama, konsep la ilaha ilallah; merealisasikan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah, baik yang dilakukan secara pribadi maupun secara bersamaan (berjamaah). Dari sini akan melahirkan keikhlasan kepada Allah SWT. Kedua, konsep Muhammad adalah utusan Allah, mengantarkan pada makna bahwa konsep ini menjadi konsep yang mengharuskan kita untuk mengikuti tatacara penyembahan kepada Allah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Atau dengan kata lain sering disebut dengan ittiba’ .

3. Syahadat merupakan dasar perubahan total, baik pribadi maupun masyarakat.
Karena syahadat dapat merubah kondisi suatu masyarakat, bangsa dan negara secara menyeluruh, dengan sentuhan yang sangat dalam yaitu dari dalam tiap diri insan. Karena jika seseorang dapat berubah, maka ia akan menjadi perubah yang akan merubah masyarakatnya. Allah berfirman dalam (QS. 13 : 11) :
ْ“ S e s u n g g u h n y a A l l a h t i d a k a k a n me r u b a h kondisi suatu kaum, hingga mereka maume r u b a h d i r i me r e k a s e n d i r i . ”

4. Syahadat me r u p a k a n h a k e k a t d a ’ wa h Rasulullah SAW.
Karena pada hakekatnya da’wah Rasulullah SAW adalah da’wah untuk menegakkan dua hal; yaitu mentauhidkan Allah. Dan kedua menggunakan metode Rasulullah SAW dalam merealisasikan ibadah kepada Allah SWT.

5. Syahadat memiliki keutamaan yang besar.
Diantaranya keutamaanya adalah sebagaimana yang digambarkan dalam hadits berikut:
“ Dari Ubadah bin al-Shamit, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,‘Barang siapa yang bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah akan mengharamkan neraka baginya ” . ( H R . Mu s l i m)

ARTI KATA SYAHADAT
Ditinjau dari segi bahasa, sedikitnya terdapat tiga arti dari kata syahadat, ketiga makna tersebut adalah :
1. Pernyataan
Mengenai makna ini, Allah menggambarkan dalam Al-Qur’an (QS.3:18) :
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Seseorang yang bersyahadat, berarti ia telah menyatakan sesuatu, sesuai dengan apa yang dinyatakannya. Dalam hal ini seseorang menyatakan bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwanya Muhammad adalah utusan Allah.

2. Sumpah
Allah berfirfirman (QS. 24 : 6):
“Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar.”
Seseorang yang bersyahadat, maka ia sesungguhnya telah menyatakan diri dengan bersumpah, bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

3. Perjanjian
“ Da n ( i n g a t l a h ) , k e t i k a K a mi mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. ”
Seorang yang bersyahadat, sesungguhnya ia telah berjanji kepada Allah SWT untuk mentauhidkannya (tiada tuhan selain Allah), demikian juga berjanji untuk menjadikan nabi Muhammad adalah benar-benar utusan Allah, yang harus ia ikuti.

SYARAT DITERIMANYA SYAHADAT
Melihat makna syahadat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ternyata syahadat bukanlah merupakan hal sepele yang ringan diucapkan oleh lisan. Namun syahadat memiliki konsekwensi yang demikian besarnya di hadapan Allah SWT. Oleh karena itulah, kita melihat para sahabat Rasulullah SAW yang langsung memiliki perubahan yang besar dalam diri mereka, setelah mengucapkan kalimat tersebut.
Berkenaan dengan hal ini, kita perlu melihat sejauh mana batasan-batasan yang dapat menjadikan syahadat kita dapat diterima oleh Allah SWT. Para ulama memberikan beberapa batasan, agar syahadat seseorang dapat diterima.
Diantaranya adalah:
1. Didasari dengan ilmu.
Yaitu (pengetahuan) tentang makna yang dikandung dalam syahadat, dengan pengetahuan yang menghilangkan rasa ketidaktahuan tentang syahadat yang akan diucapkannya itu. Allah berfirman (QS. 47 : 19) :
“ Ma k a k e t a h u i l a h , bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.”

2. Didasari dengan keyakinan

Artinya seseorang ketika mengucapkan syahadat, tidak hanya sekedar didasari rasa tahu bahwa tiada Tuhan selain Allah, namun rasa ‘tahu’ tersebut harus menjadi sebuah keyakinan dalam dirinya bahwa memang benar-benar hanya Allah Rab semesta alam. Allah berfirman (QS. 49 : 15):
“ S e s u n g g u h n y a o r a n g -orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-o r a n g y a n g b e n a r . ”

3. Didasari dengan keikhlasan
Keyakinan mengenai keesaan Allah itupun harus dilandasi dengan keikhlasan dalam hatinya bahwa hanya Allah lah yang ia jadikan sebagai Rab, tiada sekutu, tiada sesuatu apapun yang dapat menyamainya dalam hatinya. Keiklasan seperti ini akan menghilangkan rasa syirik kepada sesuatu apapun juga. Allah berfirman (QS. 98 : 5)
“ P a d a h a l me r e k a t i d a k d i s u r u h k e c u a l i s u p a y a me n y e mb a h A l l a h d e n g a n me mu r n i k a n keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka me n d i r i k a n s h a l a t d a n me n u n a i k a n z a k a t ; d a n y a n g d e mi k i a n i t u l a h a g a ma y a n g l u r u s . ”

4. Didasari dengan kejujuran
Persaksian itu juga harus dilandasi dengan kejujuran, artinya apa yang diucapkannya oleh lisannya itu sesuai dengan apa yang terdapat dalam hatinya.Karena jika lisannya mengucapkan syahadat, kemudian hatinya meyakini sesuatu yang lain atau bertentangan dengan syahadat itu, maka ini merupakan sifat munafik. Allah berfirman (QS. 2 : 8 –9):
“ Di a n t a r a ma n u s i a a d a y a n g me n g a t a k a n : " K a mi b e r i ma n k e p a da Allah dan Harikemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanyame n i p u d i r i n y a s e n d i r i s e d a n g me r e k a t i d a k s a d a r . ”

5. Didasari dengan rasa cinta/ keridhaan
Maknanya adalah bahwa seseorang harus memiliki rasa kecintaan kepada Allah SWTdalam bersyahadat. Karena dengan adanya rasa cinta ini, akan dapat menghilangkan rasa kebencian kepada Allah dan al-Islam. Allah SWT berfirman (QS. 2 : 165):
“ Da n d i a n t a r a ma n u s i a a d a o r a n g -orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya me r e k a me n y e s a l ) . ”

6. Didasari dengan rasa penerimaan
Syahadat yang diucapkan juga harus diiringi dengan rasa penerimaan terhadap segala makna yang terkandung di dalamnya, yang sekaligus akan menghilangkan rasa “ketidak penerimaan ” terhadap makna yang dikandung syahadat tersebut. Allah berfirman (QS. 33 : 36):
ِ“ Da n t i d a k l a h p a t u t b a g i l a k i -laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-N y a ma k a s u n g g u h l a h d i a t e l a h s e s a t , s e s a t y a n g n y a t a . ”

7. Didasari dengan rasa kepatuhan (terhadap konsekwensi syahadat).
Terakhir adalah bahwa syahadat memiliki konsekwensi dalam segala aspek kehidupan seorang muslim. Oleh karenanya seorang muslim harus patuh terhadap segala konseksensi yang ada, yang sekaligus menghilangkan rasa ‘ k e t i d a k p a t u h a n ’ s e r t a k e e n g g a n a n u n t u k t i d a k me l a k s a n a k a n p e r i n t a h dan meninggalkan larangan Allah dan Rasulullah SAW. Allah berfirman (QS.24 :51)
“ S e s u n g g u h n y a j a wa b a n o r a n g -orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan asul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-o r a n g y a n g b e r u n t u n g . ”

MAKNA SYAHADATAIN
1. Uraian makna dan fungsi kata La ilaha ilallah
Kata Makna Fungsi
La (ﻻ ) Tiada/ Tidak Nafi : Peniadaan
Ilaha (ﻪ ﻟ ﺇ ) Tuhan (yang disembah) Manfa: yang dinafikan/ ditiadakan.
Illa (ﻻ ﺇ ) Kecuali Adatul Istisna’ : pengecualian.
Allah (ﷲﺍ ) Allah SWT Al-Mustasna : :yang dikecualikan


2. Arti la ilaha ilallah
Ilah secara bahasa memiliki arti sesuatu yang disembah. Dimensi Ilah dalam kehidupan ini dapat mencakup makna yang luas, diantaranya adalah :
a) Malik , raja/ pemiliki :
Tiada Pemiliki/ Raja selain Allah SWT/ Tiada kerajaan selain untuk Allah SWT. Allah SWT berfirman (QS. 4: 131)
ِ“ Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan A l l a h Ma h a Kaya lagi Maha Terpuji.”
b) Hakim; Pembuat hukum.
Tiada pembuat hukum selain Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman dalam (QS. 6 : 114) :
“Maka patut k a h a k u me n c a r i h a k i m s e l a i n d a r i p a d a A l l a h , p a d a h a l Di a l a h y a n g t e l a h menurunkan kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur'an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-r a g u . ”
Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS. 6 : 57)
ِ“ Me n e t a p k a n h u k u m i t u h a n y a l a h h a k A l l a h . ”

c) Amir: Pemerintah (yang berhak memberikan perintah)
Tiada pemerintah (yang berhak memberikan perintah atau larangan) selain Allah SWT. Dalam Al-Qu r ’ a n A l l a h me n g a t a k a n ( QS . 7 : 5 4 ) :
َ“ I n g a t l a h , me n c i p t a k a n d a n me me r i n t a h h a n y a l a h h a k A l l a h . Ma h a S u c i A l l a h , T u h a n s e me s t a a l a m. ”

d) Wali : Pelindung/pemimpin.
Tiada pelindung/pemimpin selain Allah SWT. Allah berfriman dalam Al-Qu r ’ a n
(QS. 2:257)
“ A l l a h P e l i n d u n g o rang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di d a l a mn y a .”

e) Mahbub : Yang dicintai.
Tiada yang dicintai selain Allah SWT Dalam Al-Qu r ’ a n A l l a h S WT me n g a t a k a n (QS. 2 : 165):
“ Da n d i a n t a r a ma n u s i a a d a o r a n g -orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-N y a ( n i s c a y a me r e k a me n y e s a l ) . ”

f) Marhub: Yang ditakuti.
Tiada yang ditakuti selain Allah SWT. Allah berfirman (QS. 9 : 18)
“ H a n y a l a h y a n g me ma k mu r k a n me s j i d -mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-o r a n g y a n g me n d a p a t p e t u n j u k . ”

g) Marghub: Yang diharapkan
Tiada yang diharapkan selain Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Qu r ’ a n
(QS. 94 : 8) :
“ Da n h a n y a k e p a d a T u h a n mu l a h h e n d a k n y a k a mu b e r h a r a p . ”

h) Haul wal Quwah: Daya dan kekuatan
Tiada daya dan tiada kekuatan selain Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al-Qu r ’ a n ( QS . 5 1 : 5 8 ) :
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.

i) Mu ’ d z a m :
Tiada yang diagungkan selain Allah SWT. Dalam Al-Qu r ’ a n A l l a h S WT mengatakan (QS. 22 : 32):
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.

j) Mustaan bihi: tempat dimintai pertolongan.
Tiada yang dimintai pertolongan selain Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS.1:5) :
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADAT
Terdapat hal-hal yang dapat membatalkan syahadat yang telah kita ikrarkan dihadapan Allah SWT. Uzt. Said Hawa menyebutkannya ada 20 bentuk. Berikut adalah beberapa hal yang dapat membatalkan syahadat kita, yang memiliki konsekwensi kekufuran kepada Allah:
1. Bertawakal dan bergantung pada selain Allah.
Allah berfirman (QS. 5 : 23):
“ Da n h a n y a k e p a d a A l l a h l a h h e n d a k n y a k a mu b e r t a wa k a l , j i k a k a mu b e n a r -benar orang y a n g b e r i ma n . ”

2. Bekerja/ beraktivitas dengan tujuan selain Allah.
Karena sebagai seorang muslim, seyogyanya kita memiliki prinsip: (QS.6:162)
“ K a t a k a n l a h : " S e s u n g g u h n y a s h a l a t k u , i b a d a t k u , h i d u p k u d a n ma t i k u h a n y a l a h u n t u k A l l a h , T u h a n s e me s t a a l a m”

3. Membuat hukum/ perundangan selain dari hukum Allah
Allah berfirman (QS. 5 : 57):
َ“ Me n e t a p k a n h u k u m i t u h a n y a l a h h a k A l l a h . Di a me n e r a n g k a n y a n g s e b e n a r n y a d a n Di a P e mb e r i k e p u t u s a n y a n g p a l i n g b a i k . ”


4. Menjalankan hukum selain hukum Allah
Allah berfirman (QS. 5 : 44)17
Dan barang siapa yang tidak menughukum dengan apa yang telah ditirunkan Allah (Al-
Qu r ’ a n ) , ma k a me r e k a i t u a d a l a h o r a n g -o r a n g k a f i r . ”

5. Lebih mencintai kehidupan dunia dari pada akhirat.
Allah berfirman (QS. 14 : 2-3):
“ A l l a h y a n g me mi l i k i s e g a l a a p a y a n g d i l a n g i t d a n d i b u mi . Da n c e l a k a l a h b a g i o r a n g -orang kafir karena siksaan yang sangat pedih. (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam k e s e s a t a n y a n g j a u h . ”
Dalam ayat lain Allah berfirman (QS. 9 : 24) :
“ K a t a k a n l a h : " J i k a b a p a -bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-o r a n g f a s i k . ”

6. Mengimani sebagaina ajaran Islam dan mengkufuri (baca; tidak mengimani) sebagian yang lain.
Allah berfirman (QS. 2 : 85):
“ A p a k a h k a mu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka
dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu
p e r b u a t . ”

7. Menjadikan orang kafir sebagai pemimpin.
Allah berfirman (QS. 5: 51):
“ H a i o r a n g -orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang y a n g z a l i m. ”

PENUTUP
Pada intinya, jika seseorang memahami dan mengetahui dengan baik apa yang terkandung dalam kalimat syahadat, tentulah mereka akan dapat memiliki keimanan dan komitmen yang tinggi kepada Allah, yang dapat mengantarkannya pada derajat ketaqwaan sebagaimana para sahabat Rasulullah SAW. Barangkali kualitas keimanan kita yang rendah adalah karena kurangnya pemahaman yang utuh mengenai kalimat ini. Sehingga meskipun sering diucapkan lisan, namun belum dapat diterjemahkan dalam kehidupan rill sehari-hari. Dengan memahami kembali makna syahadat beserta hal-hal lain yang terkait dengan dua kalimat ini, semoga dapat menjadikan keimanan dan keislaman kita lebih baik lagi. Wajar, jika terdapat beberapa hal yang masih kurang dalam keimanan kita. Karena kita adalah manusia dengan segala kekurangan yang kita
miliki. Oleh karena itulah, marilah kita memperbaiki hal-hal tersebut dengan yang lebih baik lagi. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More