Selasa, 14 April 2009

UKHUWAH ISLAMIYAH

MUQADIMAH
Ukhuwah merupakan anugrah Allah yang tiada terhingga yang Allah limpahkan hanya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya saja. Ukhuwah juga merupakan kenikmatan yang tidak dapat diukur oleh materi apapun yang ada di dunia ini. Bahkan kendatipun seluruh manusia sepakat untuk mengumpulkan semua kekayaan mereka, namun itu semua tidak dapat digunakan untuk membeli ‘ ukhuwah’. Karena ukhuwah tumbuh dan lahir dari cahaya keimanan yang membara dalam sanubari seorang hamba. Allah SWT mengatakan dalam Al-Qur’an (QS. 8 : 63) :
“ Da n ( A l l a h lah) Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha P e r k a s a l a g i Ma h a B i j a k s a n a . ”
Itulah ukhuwah Islamiyah, yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Dan banyak pula diamalkan oleh generasi berikutnya hingga pada masa kita sekarang ini. Walaupun seolah dengan berlalunya zaman, berlalu pula ruh ukhuwah dari dalam jiwa kaum muslimin. Bahkan jika kita perhatikan kondisi kontemporer kaum muslimin, kita mendapatkan terjadinya perpecahan yang tiada berkesudahan. Padahal, perpecahan merupakan sesuatu yang sangat dilarang dalam Islam. Allah SWT berfirman (QS. 3 : 103) :
“ Da n b e r p e g a n g t e g u h l a h k a l i a n p ada tali Allah (Al-Islam) dan janganlah kalian berpecah belah. Dan ingatlah oleh kalian akan nikmat Allah yang diberikan pada kalian, ketika dahulu kalian saling bermusuhan lalu Allah satukan diantara hati kalian. Dan jadilah kalian atas kenikmatan Allah te r s e b u t me n j a d i b e r s a u d a r a …”
Mereka menjalin persaudaraan yang demikian eratnya, bahkan lebih erat dari persaudaraan yang terlahir karena adanya garis nasab. Oleh karena itulah, Allah menggambarkan hal ini sebagai suatu kenikmatan yang tidak dapat diukur dengan ukuran materiil, sebesar apapun materi tersebut.

MAKNA UKHUWAH
Dari segi bahasa, ukhuwah merupakan bentuk mashdar (baca; infinitif) dari kata ‘Akha’ yang berarti bersaudara. Sedangkan ukhuwah berarti persaudaraan. Adapun dari segi istilahnya, para ulama memiliki definisi yang beragam. Diantaranya adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Dr. Abdullah Nasih Ulwan : (1997 : 5)
Ukhuwah merupakan kekuatan iman yang melahirkan perasaan kasih sayang yang mendalam, cinta, penghormatan dan rasa saling tisqah (baca; salinng percaya), terhadap seluruh insan yang memiliki ikatan aqidah Islamiyah yang sama dan juga yang memiliki cahaya keimanan dan ketaqwaan. Jadi, ukhuwah merupakan sesuatu yang terlahir dari keimanan yang mendalam, dan juga merupakan buah dari ketaqwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itulah, ulama mengatakan, bahwa tidak ada iman tanpa ukhuwah, sebagaimana tidak ada ukhuwah tanpa adanya pondasi iman. Membenarkan hal tersebut, firman Allah SWT (QS. 49 : 10)
“ S e s u n g g u h n y a o r a n g -orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua s a u d a r a mu d a n b e r t a k wa l a h k e p a d a A l l a h s u p a y a k a mu me n d a p a t r a h ma t . ”
Adapun mengenai ukhuwah sebagai buah dari ketaqwaan, sekaligus menafikan tentang persahabatan tanpa adanya ketaqwaan (QS. 43 : 67) :
“ T e ma n -teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-o r a n g y a n g b e r t a k wa . ”
Dari sini kita juga dapat mengambil kesimpulan, bahwa seorang yang beriman apabila tidak memiliki rasa ukhuwah terhadap sesama muslim lainnya, hal ini menunjukkan bahwa imannya belum sempurna. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda :
Da r i Qa t a d a h r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘ T i d a k b e r i ma n s a l a h s e o r a n g diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai d i r i n y a s e n d i r i . ’ ( H R . B u k h a r i )

KEUTAMAAN UKHUWAH
Di luar keutamaan yang terkandung dalam ukhuwah, sesungguhnya sebelum segala-galanya, ukhuwah merupakan perintah Allah SWT. Perhatikan firman Allah berikut (QS. 3 : 103)
“ Da n b e r p e g a n g l a h k a mu s e mu a n y a k e p a d a t a l i ( a g a ma ) A l l a h , d a n j a n g a n l a h k a mu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-N y a k e p a d a mu , a g a r k a mu me n d a p a t p e t u n j u k . ”
Ayat di atas melarang kita untuk bercerai berai. Sedangkan bercerai berai merupakan lawan dari persatuan, yang menjadi salah satu komponen mendasar ukhuwah islamiyah. Namun demikian, disamping sebagai kewajiban, ukhuwah memiliki keutamaan yang cukup banyak, diantaranya adalah:
1. Wajah orang yang berukhuwah akan bersinar.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
Dari Umar bin Khatab ra, Rasulullah SAW mengatakan kepadaku, ‘ s e s u n g g u h n y a d i a n t a r a h a mb a -hamba Allah terdapat sekelompok orang yang mereka ini bukan para nabi dan bukan pula orang yang mati syahid, namun posisi mereka di sisi Allah membuat para nabi dan orang yang mati syahid menjadi iri. Para sahabat bertanya, beritahukan kepada kami, siapakah me r e k a i t u y a R a s u l u l l a h ? B e l i a u me n j a wa b , ‘ mereka adalah sekelompok orang yang saling mencintai karena Allah SWT, meskipun diantara mereka tiada ikatan persaudaraan dan tiada pula kepentingan materi yang memotivasi mereka. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak takut manakala manusia takut, dan mereka tidak b e r s e d i h h a t i ma n a k a l a ma n u s i a b e r s d i h h a t i . ’Lalu R a s u l u l l a h S A W membacakan ayat ‘Sesungguhnya wa l i -wali Allah itu, mereka tidak takut dan t i d a k p u l a b e r s e d i h h a t i . ” (HR. Abu Da u d )

2. Tidak takut dan tidak bersedih hati.
(sebagaimana di gambarkan dalam hadits di atas)

3. Akan diampuni dosa-dosanya.
Rasulullah SAW bersabda:56
Dari Salman al-F a r i s i r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘ S e s u n g g u h n y a s e o r a n g muslim, apabila ia bertemu dengan saudaranya muslim yang lainnya, kemudian ia menjabat tangannya, maka akan berguguranlah dosa keduanya sebagaimana bergugurannya dedaunan dari sebuah pohon yang telah kering di hari angin bertiup sangat kencang. Atau kalau tidak, dosa keduanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan. (HR. Imam Tabrani dalam Al- Mu ’ j a m a l -K a b i r V I / 2 5 6 , dan Imam Baihaqi dalam syu’ab al-Iman VI/ 437)

4. Me n d a p a t k a n ‘ n a u n g a n ’ A l l a h , d i h a r i t i a d a n a u n g a n s e l a i n n a u n g a n -Nya.
Rasulullah SAW bersabda:
َ Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, bahwa Allah berfirman pada h a r i k i a ma t . ‘ Di ma n a k a h o r a n g -orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku.? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka di hari tiada naungan selain naungan-Ku. (HR. Muslim)

5. Mendapatkan cinta Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
Dari Abu Hurairah ra, bahwa seorang pemuda mengunjungi saudaranya di kota lain. Di tengah perjalanannya, Allah mengutuskan padanya seorang malaikat ( y a n g me n y a ma r ) . K e t i k a ma l a i k a t t i b a p a d a n y a , b e r k a t a , ‘ Wa h a i p e mu d a , e n g k a u h e n d a k k e ma n a ? ’ I a me n j a wa b , ‘ a k u i n g i n b e r s i l a turahim ke tempat s a u d a r a k u d i k o t a i n i . ’ Ma l a i k a t b e r t a n y a l a g i , ‘ A p a k a h ma k s u d k e d a t a n g a n mu a d a k e p e n t i n g a n d u n i a wi y a n g i n g i n k a u c a r i ? ’ I a me n j a wa b , ‘ T i d a k , s e l a i n h a n y a k a r e n a a k u me n c i n t a i n y a k a r e n a A l l a h S WT . ’ K e mu d i a n ma l a i k a t b e r k a t a , ‘ s e s u n g g u h n y a aku adalah utusan Allah kepadamu, diperintahkan untuk menyampaikan kepadamu bahwa Allah telah mencintaimu, sebagaimana kamu mencintai saudaramu tersebut. (HR. Muslim)
6. Dapat merasakan manisnya iman.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
Da r i A n a s b i n Ma l i k r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘ada tiga hal, yang a p a b i l a ketiganya terdapat dalam diri seseorang, maka ia akan dapat merasakan manisnnya iman. (1) Lebih mencintai Allah dan rasul-Nya dari pada apapun selain keduanya. (2) Mencintai seseorang semata-mata hanya karena Allah SWT. (3) Tidak menyukai kembali pada kekafiran, sebagaimana ia benci jika dilemparkan ke dalam api neraka. (HR. Bukhari)

SYARAT DALAM BERUKHUWAH
Untuk melaksanakan kewajiban dalam berukhuwah dan juga untuk dapat menggapai seluruh keutamaan yang terkandung dalam ukhuwah, seroang muslim harus dapat merealisasikan syarat-syarat dalam berukhuwah. Diantara syarat-syaratnya adalah:

1. Ikhlas.
Ukhuwah seorang muslim terhadap muslim lainnya, haruslah dilandasi dengan keikhlasan kepada Allah SWT. Ukuhwah yang terlahir bukan karena sesuatu yang bersifat keduniaan, atau karena termotivasi oleh kepentingan tertentu. Karena apabila ukhuwah telah tercampur dengan ketidak ikhlasan, maka sudah menjadi hak Allah apabila tidak menerima ukhuwah yang seperti itu. Kisah yang terdapat dalam hadits, yang menceritakan seorang pemuda yang ingin me n g u n j u n g i ‘ s a u d a r a s e i ma n n y a ’ ( l i h a t h a d i t s keutamaan ukhuwah no. 5 dalam makalah ini) menunjukkan bahwa ukhuwah itu harus ikhlas semata-mata cintanya hanya karena Allah. Dan ukhuwah seperti inilah yang akan membuahkan mendapatkan cinta dari Allah SWT.

2. Dilandasi dengan iman dan ketaqwaan.
Karena hanya iman dan ketaqwaan sajalah, yang mampu menjadikan ukhuwah tetap bersih, sebagaimana yang diinginkan oleh Islam. Allah menggambarkan dalam Al-Qur’an (QS.43:67) :
“ T e ma n -teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-o r a n g y a n g b e r t a k wa . ”

3. Komitmen dengan adab Islam.
Ukhuwah tidak akan pernah terajut, apabila kedua orang yang saling berukhuwah tidak mengimplementasikan adab dan perilaku islami. Dan hal seperti inilah, yang maknanya terkandung dalam salah satu sabda Rasulullah SAW :
…d a n d u a o r a n g p e mu d a , y a n g s a l i n g me n c i n t a i k a r e n a A l l a h . Me r e k a b e r t e mu k a r e na A l l a h d a n me r e k a p u n b e r p i s a h k a r e n a Allah S WT … ( H R . Mu s l i m)

4. Berlandaskan pada prinsip saling menasehati kerena Allah.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan bahwa:
Da r i A b u H u r a i r a h r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘ S e o r a n g mu ’ mi n me r u p a k a n c e r mi n b a g i mu ’ mi n l a i n n y a , y a n g a p a b i l a i a me l i h a t p a d a a i b p a d a diri saudaranya, ia memperbaikinya. (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad)

5. Saling tolong menolong dalam kesenangan dan kesusahan.
Hal ini digambarkan Allah dalam Al-Qu r ’ a n ( QS . 5 : 2 )58
“ Da n t o l o n g me n o l o n g l a h k a l i a n d a l a m k e b a i k a n d a n ketaqwaan , d a n j a n g a n l a h k a l i a n s a l i n g t o l o n g menolong dalam perbuatan dosa d a n p e r mu s u h a n . ”
Tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan merupakan perintah Allah
SWT, baik dalam kondisi suka maupun duka. Bahkan dalam sebuah hadits,
Rasulullah SAW mengungkapkan :
Da r i N u ’ ma n b i n B a s y i r r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘ P e r u mp a ma a n o r a n g -o r a n g mu ’ mi n d a l a m h a l k e c i n t a a n dan kasih sayang diantara mereka adalah laksana satu tubuh, yang apabila terdapat salah satu anggota tubuhnya yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit, dengan tidak dapat tidur d a n d e ma m. ’ ( H R . Mu s l i m)

CARA UNTUK MEMPERERAT TALI UKHUWAH
Terdapat beberapa cara untuk dapat menumbuhkan serta mempererat jalinan tali ukhuwah yang terajut diantara kaum muslimin. Diantara caranya adalah:
1. Memberitahukan rasa ‘cinta’nya kepada saudaranya.
Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:
Dari Al-Mi q d a m b i n Ma ’ d i K a r i b , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘ A pabila seorang mu ’ mi n me n c i n t a i s a u d a r a n y a s e s a ma mu’min, maka beritahukanlah b a h wa i a mencintainya (karena Allah SWT) (HR. Abu Daud)
Dalam riwayat lain, dikisahkan :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa seorang pemuda ada di samping Rasulullah SAW, kemudian tidak lama kemudian, lewatlah seseorang melalui mereka. K e mu d i a n p e mu d a i n i me n g a t a k a n , ‘ Y a R a s u l u l l a h , s u n g g u h a k u me n c i n t a i orang itu ( k a r e n a A l l a h ) . ’ K e mu d i a n R a s u l u l l a h S A W b e r t a n y a , ‘sudahkah e n g k a u me mb e r i t a h u k a n p a d a n y a ? ’ I a me n j a wa b , ‘ b e l u m. ’ R a s u l u l l a h S A W me n g a t a k a n , k a l a u d e mi k i a n b e r i t a h u k a l a h p a d a n y a . ’ L a l u p e mu d a i n i me n g i k u t i o r a n g t e r s e b u t d a n me n g a t a k a n p a d a n y a , ‘ a k u me n cintaimu karena A l l a h . ’ Or a n g t e r s e b u t me n j a wa b , ‘ S e mo g a A l l a h me n c i n t a i mu seperti engkau mencintaiku karena-N y a . ’ ( H R . A b u Da u d )
2. Mendoakan saudaranya
Dalam sebuah riwayat dikisahkan:
Dari Umar bin Khattab ra, aku meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk perg i u mr a h . K e mu d i a n R a s u l u l l a h S A W me n g i z i n k a a k u d a n b e r k a t a , ‘ j a n g a n lupa wahai saudaraku doanya. Beliau mengucapkan sebuah kalimat yang teramat membahagiakan, seakan aku memiliki dunia. (HR. Abu Daud)

3. Memberikan senyuman.
Da r i A b u Dz a r r a , R a s u l u l l a h S A W me n g a t a k a n k e p a d a k u , ‘ j a n g a n l a h k a l i a n menganggap remeh satu perbuatan baik sedikitpun, meskipun hanya memberikan senyuman (wajah yang ramah) kepada kepada saudaramu. (HR.Muslim)

4. Menjabat tangan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW mengatakan:
Dari Salman al-F a r i s i r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘ S e s u n g g u h n y a s e o r a n g muslim, apabila ia bertemu dengan saudaranya muslim yang lainnya, kemudian ia menjabat tangannya, maka akan berguguranlah dosa keduanya sebagaimana bergugurannya dedaunan dari sebuah pohon yang telah kering di hari angin bertiup sangat kencang. Atau kalau tidak, dosa keduanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan. (HR.Imam Tabrani dalam Al- Mu ’ j a m a l -K a b i r V I / 2 5 6 , dan Imam Baihaqi dalam syu’ab al-Iman VI/ 437)

5. Bersilaturahim.
R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , b a h wa A l l a h b e r f i r ma n , ‘ C i n t a -Ku wajib diberikan kepada orang yang saling mencintai karena-Ku, kepada yang saling dudukm karena-Ku, kepada yang saling mengunjungi (bersilaturahim) karena-Ku, dan yang saling berlomba untuk berkorban karena-K u . ” ( H R . A h ma d b i n H a mb a l )

6. Mengucapkan selamat pada moment tertentu.
Da r i A n a s b i n Ma l i k r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘ B a r a n g s i a p a y a n g b e r t e mu dengan saudaranya yang muslim dengan sesuatu yang menyenangkannya untuk membahagiakannya, maka sungguh Allah akan membahagiakannya p a d a hari kiamat. (HR . T a b r a n i d a l a m Mu ’ j a m S h a g h i r , I I / 2 8 8 )

7. Memberikan hadiah.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengemukakan:
Saling mencintai dan saling memberi hadiahlah kalian (HR. Baihaqi & Tabrani)

8. Memberikan perhatian penuh pada kebutuhan saudaranya.
Da r i Abu Hurairah r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘ B a r a n g s i a p a y a n g me l a p a n g k a n k e s e mp i t a n d u n i a s e o r a n g mu ’ mi n , ma k a A l l ah a k a n me l a p a n g k a n baginya kesempitan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah akan mempermudahnya dalam kehidupan dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi sela seorang muslim, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selagi hamba-Nya tersebut menolong saudaranya. (HR. Muslim)

9. Melaksanakan semua hak-hak ukhuwah.
Terdapat beberapa hal, yang menjadi hak seorang muslim dengan muslim lainnya dalam berukhuwah yang harus ditunaikan oleh setiap muslim. Hak-hak tersebut akan dibahas dalam pembahasan berikut:
Hak-Hak Dalam Berukhuwah
Dalam ukhuwah terdapat hak-hak yang mesti dilaksanakan oleh sesama muslim yang saling bersaudara karena Allah SWT. Diantara hak-hak tersebut adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya:
Da r i A b u H u r a i r a h r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘ H a k s e o r a ng muslim dengan mu s l i m l a i n n y a a d a e ma n . P a r a s a h a b a t b e r t a n y a , ‘ A p a i t u wa h a i R a s u l u l l a h S A W? B e l i a u me n j wa b , ‘ a p a b i l a e n g k a u b e r t e mu d e n g a n n y a u c a p k a n l a h s a l a m, apabila ia mengundangmu penuhilah, apabila ia minta nasehat darimu nasehatilah, apabila ia bersin doakanlah, apabila ia sakit tengoklah, dan apabila i a me n i n g g a l d u n i a maka ikutilah jenazahnya.” ( H R . Mu s l i m)
Dari hadits di atas, dapat kita petik kesimpulan, bahwa diantara hak ukhuwah seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah:
1. Mengucapkan salam.
2. Memenuhi undangannya.
3. Memberikan nasehat.
4. Mendoakan ketika bersin.
5. Menengok ketika sakit.
6. Mengikuti jenazahnya ketika meninggal dunia.

Selain keenam hak ini, juga masih terdapat hak lainnya, yaitu sebagaimana yang
terdapat dalam sebuah hadits:
Da r i A b u H u r a i r a h r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , ‘Barang siapa yang me l a p a n g k a n k e s e mp i t a n d u n i a s e o r a n g mu ’ mi n , ma k a A l l a a k a n me l a p a n g k a n b a g i n y a kesempitan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah akan mempermudahnya dalam kehidupan dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi sela seorang muslim, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selagi hamba-Nya tersebut menolong saudaranya. (HR. Muslim)

Dari hadits ini dapat di ambil beberapa poin penting, bahwa hak seorang muslim
terhadap muslim lainnya adalah :
7. Memperhatikan dan peduli terhadap kebutuhan dan kesusahannya.
8. Menutupi aib atau kekurangan yang dimilikinya.

BUAH LAIN DARI UKHUWAH
Selain berbagai keistimewaan yang telah digambarkan di atas, ukhuwah memilki nilai positif lain yang sangat luas, yaitu akan dapat mewujudkan al-wihdah al-islamiyah (baca; persatuan umat). Karena dengan adanya ukhuwah, setiap muslim tidak akan memandang seseorang dari sukunya, bahasanya, negaranya, warna kulitnya, warna rambutnya, organisasinya, partainya dan lain sebagainya. Namun ia akan melihat seseorang dari segi aqidahnya. Siapapun ia, jika ia mentauhidkan Allah, beragamakan Islam, bermanhajkan Al-Qu r ’ a n , b e r k i b l a t k a n a ’ b a h , b e r s u n a h k a n s u n a h R a s u l u l l a h S A W, ma k a i a a d a l a h s a u d a r a n y a Sehingga ia akan memandang bahwa di setiap daerah, setiap wilayah atau bahkan di negara manapun yang di sana terdapat orang-orang yang memperjuangkan kalimatullah, maka itu adalah negrinya. Dan setiap muslim memiliki kewajiban untuk senantiasa menolong saudaranya di jalan Allah SWT. Atau paling tidak, harus memiliki kepedulian terhadap kebutuhan dan kesusahan yang dialami saudaranya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda :
Da r i H u d z a i f a h b i n Y a ma n r a , R a s u l u l l a h S A W b e r s a b d a , “Barang s i a p a y a n g t i d a k p e d u l i terhadap urusan kaum muslimin, maka bukanlah ia termasuk golongan mereka (kaum mu s l i mi n ) . ” ( H R . T a b r a n i )

Adapun pada zaman sekarang ini, berangkat dari ketiadaan ukhuwah, maka seolah tiada pula persatuan dan kesatuan di kalangan umat Islam. Hampir setiap organisasi, kelompok, partai berpecah belah satu dengan yang lainnya. Ini masih dalam satu negara, maka apatah lagi jika sudah berbeda negara, berbeda warna kulit dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini diperparah lagi dengan adanya konspirasi kaum barat yang berusaha untuk memecah belah kaum muslimin. Sehingga saat ini dapat dikatakan tidak ada satu negara muslim pun yang secara politiknya mencoba untuk merealisasikan ukhuwah dalam politik luar negrinya terhadap negara muslim lainnya. Padahal ukhuwah merupakan bagian terpenting dari keimanan. Karena tiada kesempurnaan iman tanpa adanya ukhuwah.





PENUTUP
Inilah sekelumit bahasan tentang ukhuwah, yang tentunya kita semua harus berusaha untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam skala individu, sosial, nasional, bahkan internasional. Karena kita akan lemah tanpa adanya ukhuwah, sebaliknya kita akan dapat kuat dan besar dengan merealisasikan ukhuwah dalam jiwa kita. Sementara, ukhuwah merupakan buah dan konsekwensi logis dari keimanan kepada Allah SWT. Dalam artian, bahwa khuwah mustahil direalisasikan tanpa memperdalam dan memperkokoh keimanan.
Jadi, jalan yang harus ditempuh oleh setiap muslim adalah memperkokoh keimanan dan mempertebal ketakwaan kepada Allah SWT. Karena hal tersebut me r u p a k a n ‘ p o n d a s i ’ d a r i u k h u wa h , u n t u k k e mu d i a n me n c o b a me n g a ma l k an kiat-kiat Rasulullah SAW dalam mempertebal rasa ukhuwah dalam diri kita masing-masing. Dan akhirnya, semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai orang-orang yang senantiasa dikuatkan keimanannya, dipererat ukhuwahnya dan dijadikan sebagai hamba-hamba yang berhak mendapatkan sorga dari-Nya. Amin..
Wa l l a h u A ’ l a m B i s S h a wa b .

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More